LAPORAN
PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK FISIK SURIMI IKAN
LELE
SUMARNA (4443091234)
LABORATORIUM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012
JL.
Raya Jakarta km 4 Pakupatan Serang-Banten
ABSTRACK
Problems often arise in the
processing of fishery products in because the fish easily rot. . Surimi is the
raw material between (intermediate) potential for the manufacture of a variety
of surimi-based food products (surimi-based products). Practicum
Diversification and Fishery Products Processing on Physical Characteristics of
Fish Catfish Surimi held on Tuesday, October 2nd, 2012 at 13:00 pm s / d is
complete. Place of laboratory processing of Fisheries, Department of Fisheries,
Faculty of Agriculture, University of Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Surimi is
mofibril protein concentrate obtained from the mechanical separation of meat
fish, washed with water and mixed with a cryoprotectant. In general surimi
processed through the separation of meat, washing, mixing with cryoprotectant
and freezing. Surimi desired color is white, has a flavor (flavors) are both
high-elasticity, the best pH for surimi fish is 6.5 - 7.0, and preferably
low-fat fish.
Key word : Surimi, Fishery, Product,
Processing.
ABSTRAK
Permasalahan
yang sering muncul pada pengolah produk perikanan di karenakan ikan mudah
busuk. . Surimi merupakan bahan baku antara (intermediet) yang potensial untuk
pembuatan berbagai produk makanan berbasis surimi (surimi based-product). Praktikum Diversifikasi dan Pengolahan Hasil
Perikanan tentang Karakteristik Fisik
Surimi Ikan Lele dilaksanakan pada hari selasa 2 Oktober 2012 pukul 13.00 WIB
s/d selesai. Tempat dilaboratorium Pengolahan Hasil Perikanan, Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Surimi merupakan konsentrat
protein mofibril yang diperoleh dari pemisahan daging ikan secara mekanik,
dicuci dengan air dan dicampur dengan cryoprotectant. Secara umum surimi
diproses melalui pemisahan daging, pencucian, pencampuran dengan cryoprotectant dan pembekuan. Surimi yang dikehendaki ialah
berwarna putih, mempunyai flavor (cita rasa) yang baik dan berelastisitas
tinggi, pH ikan yang terbaik untuk surimi adalah 6.5 – 7.0 dan sebaiknya ikan
tersebut berlemak rendah.
Kata
Kunci : Surimi, perikanan, Produk, Pengolahan.
I.PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Produk
perikanan diIndonesia pada saat ini sudah mulai bermunculan seiring dengan
berkembangnya teknologi pengolahan perikanan. Permasalahan yang sering muncul
pada pengolah produk perikanan di karenakan ikan mudah busuk, dan untuk membuat
produk hasil olahan dari ikan biasanya membutuhkan proses pengolahan yang
panjang harus melewati beberapa tahap pemprosesan mulai dari pemilihan bahan
baku, pembersihan atau penyiangan dan sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, maka muncul ide-ide baru tentang cara pengolahan produk perikanan
salah satunya yaitu dengan pembuatan surimi. Surimi merupakan bahan baku antara
(intermediet) yang potensial untuk pembuatan berbagai produk makanan berbasis
surimi (surimi based-product) seperti daging kepiting tiruan, kamaboko
berpersia, chikuwa, satsumi,-age/tempura, hanpen, bakso ikan, dan lain-lain.
Secara
umum surimi diproses melalui pemisahan daging, pencucian, pencampuran dengan cryoprotectant dan pembekuan
(Park,2005). Teredapat beberapa jenis ikan yang umum digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan surimi. Diantaranya :Alaska Pollock,Pacific whiting,
Arrowtooth flounder,Blue whiting, Mackerel,Menhaden, Bigeye snapper dan lain
sebagainnya, selain ikan laut ikan tawar juga dapat dijadikan sebagai bahan
baku pembuatan surimi salah satunnya ikan lele.
Ikan lele merupakan
jenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang
licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang,
yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Di Indonesia ikan lele sangat
popular, dan mudah untuk dibudidayakan hampir di semua daerah diindonesia ikan
lele sangat mudah di jumpai, dan banyak pengolahan produk perikanan yang
berbahan baku dari ikan berkumis ini. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa
nama daerah, antaralain: ikan kalang (Padang), ikan
maut (Gayo,Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan),ikan
keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan
leleatau lindi (JawaTengah). Sedang di negara lain dikenal
dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan
keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca
tre trang(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish,
siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele
tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di
sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang
tergenang air.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk
mengetahui proses pengolahan daging ikan menjadi surimi
2. Untuik mengetahui pengaruh penambahan bahan
tambahan pada pembuatan surimi
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Lele
Ikan lele
(C. batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele
mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki
"kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
KLASIFIKASI IKAN LELE
( Clarias batrachus )
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Kelas :
Pisces (ikan yang punya insang untuk bernapas)
Sub-klas : Teleostei ( ikan
bertulang keras )
Ordo : Ostariophysi
( ikan yang dirongga perutnya sebelah atas ada tulang sebagai alat keseimbangan / sebagai tulang
weber )
Sub-ordo : Siluroidea ( berkulit
licin, tidak bersisik)
Familia : Clariidae ( kepala
gepeng dan mempunyai alat pernapasan tambahan)
Genus : Clarias
Species : Clarias
batrachus
Morfologi ikan lele (Clarias batractus)
Tengah badannya mempunyai potongan membulat, dengan
kepala pipih
kebawah
(depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping
(compressed). Sedangkan
organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus. Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat
tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat
alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat.
Mulut berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang
hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang
hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di
belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip
ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip
perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada
dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja,
sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen
hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang
penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur
memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang
maksimum mencapai 400 mm.
ANATOMI IKAN LELE
( Clarias batrachus )
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ
yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini
terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok
ikan ini tidak berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang
memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki
ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele
berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya,
dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya
dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati,
lambung dan anus.
SIFAT BIOLOGIS IKAN LELE ( Clarias batrachus )
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atauair asin , kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa
hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal , yaitu aktif bergerak mencari makanan pada
malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di
tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Ada
sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada
yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi
yang memasukanya kedalam omnivora.
PERANAN
IKAN LELE ( Clarias batrachus )
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah
kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2)
merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk
perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan Lisin merupakan salah satu
dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino ini sangat
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu
penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan
memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan
untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping
perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold
sore dan virus herpes.
Peranan lainya yang menguntungkan dari ikan lele adalah: Sebagai
bahan makanan Ikan lele dari jenis C. batrachus juga
dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias. Ikan lele
yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi
berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan
lele. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain
untukmengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur,
hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
Selain peranan yang menguntungkan ikan lele juga dapat memiliki peranan
yang merugikan bagi manusia. Peranan yang merugikan tersebut diantaranya : Pada
ikan lele yang masih muda patilnya mengandung racun, sedangkan pada ikan lele
yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-ikan lainya
atau sebagai predator.
B. Surimi
Surimi
merupakan konsentrat protein mofibril yang diperoleh dari pemisahan daging ikan
secara mekanik, dicuci dengan air dan dicampur dengan cryoprotectant. Secara
umum surimi diproses melalui pemisahan daging, pencucian, pencampuran dengan cryoprotectant dan pembekuan.
Surimi dibuat dari daging ikan yang telah dipisahkan bagian kepala,
jeroan, kulit dan tulangnya, yang kemudian mengalami perlakuan pelumatan dan
ditambah beberapa bahan pembantu untuk mendapatkan mutu yang dikehendaki.
Surimi merupakan produk antara atau bahan baku untuk pembuatan produk
selanjutnya, antara lain bakso, sosis, kamaboko, “chikuwa”, “fish stick”,
“agemono”, “detemaki”, dan beberapa produk imitasi seperti telur, kaki atau
daging kepiting, udang, daging kerang, daging sapi dan lain-lain.
C.
Mutu Surimi
Surimi yang
dikehendaki ialah berwarna putih, mempunyai flavor (cita rasa) yang baik dan
berelastisitas tinggi. Meskipun semua jenis ikan dapat diolah menjadi surimi,
tetapi ada beberapa syarat bahan mentah (ikan) yang disarankan, yaitu : hidup diperairan
dingin, ikan demersal lebih baik digunakan, dan ikan air tawar pada umumnya
tidak sesuai untuk dibuat surimi.
Selain itu makin segar ikan yang digunakan,
elastisitas teksturnya makin tinggi. Untuk ikan yang mempunyai elastisitas yang
rendah dapat ditingkatkan elastisitasnya dengan menambahkan daging ikan dari
spesies yang lain, dan dilakukan penambahan gula, pati atau protein nabati.
Untuk memperbaiki elastisitas surimi biasanya digunakan ikan cumi-cumi. pH ikan
yang terbaik untuk surimi adalah 6.5 – 7.0 dan sebaiknya ikan tersebut berlemak
rendah. Untuk ikan yang berlemak tinggi seperti lemuru, lemak tersebut harus
diekstrak atau dikeluarkan lebih dulu. Lemak akan berpengaruh terhadap daya
gelatinisasi dan menyebabkan produk mudah tengik.
Karakteristik kesegaran bahan baku surimi SNI (01-2649-1992) diacu dalam
Haetami (2008) secara organoleptik sekurang-kurangnya sebagai berikut:
a.
Rupa dan Warna :
bersih, warna daging sepesifik jenis
ikan
b.
Aroma :
segar spesifik jenis
c.
Daging :
elastis, padat dan kompak
d.
Rasa :
netral agak manis
Bahan baku harus segera diolah agar mutu dapat dipertahankan, bahkan
bahan baku harus disimpan dengan es atau air dingin (0-5ºC), Kondisi sanitasi dan higienis
( SNI 10-2694-1992 diacu dalam Haetami 2008).
D. Bahan Tambahan Makanan
Cryoprotectan digunakan
untuk mencegah terjadinya kerusakan struktur protein selama pembekuan dan
penyimpanan beku. Bahan yang sering digunakan sebagai cryoprotectan
adalah gula misalnya sukrosa dan sorbitol. Selain cryoprotectan sering
ditambahkan polipospat yang berguna untuk memperbaiki sifat elastis dan
kelembutan surimi (Anonim, 2007c).
Garam digunakan untuk mempercepat
pengurangan air, penghilangan lendir, darah dan kotoran lain dari daging
lumatan. Garam ditambahkan pertama kali dan digunakan untuk mengekstrak protein
aktomiosin sehingga terbentuk pasta sol aktomiosin. Selain itu, garam juga
digunakan sebagai bumbu untuk menambah cita rasa asin. Penggunaan garam yang
terlalu banyak akan menimbulkan rasa asin yang berlebihan juga menyebabkan
denaturasi protein. Penggunaan garam yang terlalu sedikit menyebabkan tekstur
yang dihasilkan kurang baik karena ekstraksi protein aktomiosin kurang sempurna
(Wibowo, 2004).
Bahan tambahan makanan yang digunakan
dalam pembuatan surimi adalah es, garam, cryoprotectan (sorbitol,
sukrosa) dan polipospat. Es digunakan untuk menjaga agar
daging tetap segar dan tetap bersuhu dingin serta untuk menghambat kemunduran
mutu daging ikan. Penambahan cryoprotectan bertujuan untuk menghambat
denaturasi protein selama pembekuan dan penyimpanan beku. Polipospat berguna
untuk meningkatkan elastisitas surimi. Polipospat digunakan untuk produk-produk
segar dan beku karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain mengurangi drip
loss, kekasaran produk, kehilangan berat selama pengolahan, memperbaiki
ikatan air, tekstur, warna dan cita rasa. STPP (Sodium tripolyphospat)
berhubungan erat dengan protein untuk menghasilkan lapisan permukaan pada
filet yang dibekukan karena lapisan tersebut akan
melindungi cairan dalam tubuh (Anonim, 2007c).
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Diversifikasi
dan Pengolahan Hasil Perikanan tentang
Karakteristik Fisik Surimi Ikan Lele dilaksanakan pada hari selasa 2 Oktober
2012 pukul 13.00 WIB s/d selesai. Tempat dilaboratorium Pengolahan Hasil
Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Banten.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan
pada praktikum kali ini yaitu:
·
Baskom
·
Nampan
·
Talenan
·
Pisau
·
Mesin penggiling daging ikan
·
Timbangan Analitik
·
Wadah Pelastik
·
Kain Saring
·
Saringan
·
Sendok
·
Freezer
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu:
·
Ikan Lele
·
Es Batu
·
Garam
·
Sorbitol
C. Tahap/Metode praktikum
Pada praktikum ini dalam penentuan
karakteristisasi ikan lele meliputi morfometrik, rendemen, dan pembuatan
surimi. Setiap ikan lele diukur panjang total, panjang baju, panjang cagak, dan
berat total dengan menggunakan timbangan analitik. Perhitungan rendemen
dilakukan secara by different, meliputi rendemen daging dan
rendemen surimi yang telah dipreparasi.
Beberapa tahapan dalam pembuatan surimi, antara lain
penyiangan ikan patin yang meliputi pembuangan kulit, kepala dan isi perut.
Pemfiletan pada ikan lele dilakukan dengan menggunakan pisau di kedua sisi
tubuh ikan penggilingan daging ikan
dengan menggunakan pisau di kedua sisis tubuh ikan, penggilingan daging dengan
menggunakan meat grinderyang akan menghasilkan daging lumat (minced fish), lalu
pencucian daging lumat tersebut menggunakan air dengan perbandingan 1:3 selama
10 menit, pemerasan daging dengan menggunakan air garam 3% selam 10 menit dan
diperas kembali menggunakan kain blacu.
1.
Ikan segar disiangi dengan cara membuang kepala
dan isi perut ikan kemudian dicuci bersih.
2.
Daging ikan diserok dengan pisau.
3.
Dilakukan proses leaching dengan cara mencuci daging
ikan yang telah dilumatkan dengan es yang diberi sedikit garam.
4.
Daging ikan yang telah dileaching kemudian
dipress dengan kain.
5.
Dikemas surimi dalam pelastik gula kemudian
dibekukan kedalam freezer.
Diagram
Alir pembuatan surimi
PENYIANGAN
& pemfiletan
|
PELUMATAN
|
PENCUCIAN
|
PENYIANGAN
|
PENGEPRESAN
|
PENAMBAHAN BAHAN TAMBAHAN
|
PENGGILINGAN
|
PEMBEKUAN
|
IKAN
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Kelompok
|
Panjang
total
|
Berat
Utuh
|
Berat
Mf
|
Berat setelah pencucian
|
Rendemen
|
Karakteristik
Fisik
|
1
|
32
33
37
|
240
150
360
|
157
150
|
-
81
|
31,58
17,05
|
Merah
Merah agak putih
|
2
|
35
32
|
300
260
|
228
|
156
|
27,88
|
Putih
|
3
|
38
35
|
300
210
|
336
|
192
|
25,6
|
Putih
|
4
|
34
30
|
155
135
|
200
|
116
|
26,17
|
Putih
|
5
|
36
36
36
|
210
160
160
|
260
|
194
|
28,95
|
Putih
|
B.
Pembahasan
Sebelum ikan di siangi terlebih
dulu ikan dibersihkan(dicuci) untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari kolam
perairan atau tambak, setelah dilakukan pembersihan ikan di siangi dan
dilakukan pemfiletan kemudian dilakukan pelumatan terus daging lumatan tersebut
di lakukan pencucian lagi atau dibersihkan. Pencucian
berguna untuk memisahkan darah, bahan organik, enzim, urea, protein larut air
serta memperbaiki bau dan warna.
Pada praktikum ini di bagi dalam 5
kelompok yang masing-masing kelompok menggunakan bahan baku ikan lele, dari
data yang diperoleh yaitu kelompok dua,
panjang total dari kedua ekor ikan lele masing-masing 35 dan 32, berat utuh 300
&260, berat Mf =228 dan berat setelah dilakukan pencucian yaitu 156,
Rendemennya yaitu 27.88 dan untuk karakteristik fisiknya berwarna putih.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ikan lele merupakan jenis ikan yang hidup di air
tawar tubuhnya licin, agak pipih
memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari
sekitar bagian mulutnya.
Surimi
merupakan konsentrat protein mofibril yang diperoleh dari pemisahan daging ikan
secara mekanik, dicuci dengan air dan dicampur dengan cryoprotectant. Secara
umum surimi diproses melalui pemisahan daging, pencucian, pencampuran dengan cryoprotectant dan pembekuan.
Surimi yang dikehendaki ialah berwarna putih, mempunyai flavor (cita rasa) yang
baik dan berelastisitas tinggi, pH ikan yang terbaik untuk surimi adalah 6.5 –
7.0 dan sebaiknya ikan tersebut berlemak rendah.
B. Saran
Demi kelancaran berjalannya kegiatan
praktikum, peralatannya harus lebih dilengkapi, dan untuk informasi yang
berkaitan dengan kegiatan praktikum lebih baik di tempel di mading jurusan,
jangan lewat facebook, karena tidak semua mahasiswa tahu tentang facebook
perikanan tersebut dan menginformasikannya jangan terlalu mepet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010b. Sumiri,
Suatu Alternatif Pengolahan Ikan. Ebookpangan.com. Akses
tanggal 2 Oktober 2012.
Trisbawati
R. 2007. Pemanfaatan surimi ikan sapu-sapu (Hyposarcus
pardalis) dalam pembuatan empek-
empek[skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauta. Institut
Pertanian Bogor.
Sumiono B. 2002.
Pengkajian Perikanan Udang Penaid di Laut Arafura. Jakarta:
Balai
Perikanan laut.
Widodo. 1998.
Laporan Survai Pengamatan Sumberdaya Perikanan Demersal
Menggunakan
KM Bawal Putih di Perairan Kawasan Timur Indonesia,BPPI. Semarang