Sabtu, 16 Maret 2013


KATA PENGANTAR

 

 

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Ilahirabbi, yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan  dan kesehatan jasmanai dan rohani sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.Laporan yang saya susun ini merupakan laporan dari praktikum mata kuliah Fisio reproduksi ikan yaitu praktikum tentang perbedaan jenis kelamin jantan dan betina ikan dilihat dari ciri-ciri primer dan sekunder, laporan Ini merupakan hasil perhimpunan informasi yang di peroleh dari berbagai sumber, seperti buku, internet, dan kegiatan praktikum.

Sejak di perkenalkannya teknologi budidaya baik budidaya perikanan laut maupun budidaya perikanan tawar atau payau,maka usaha budidaya terus meningkat dari waktu kewaktu. Hal ini di barengi dengan permintaan pasar komoditas tersebut untuk tujuan ekspor maupun lokal.Perkembangan budidaya yang cenderung intensif pada beberapa jenis ikan telah menuntut adanya perbaikan dalam produktivitas usaha. Berbagai cara teknologi yang digunakan para pembudidaya untuk menghasilkan keturunan ikan yang berkelamin sama sesuai dengan yang diinginkan  yaitu dengan cara sex reversal,dengan adanya teknologi tersebut ikan yang seharusnya berkelamin jantan dapat di arahkan perkembangannya menjadi betina dan sebaliknya sehingga dengan teknik reversal fenotipe ikan dapat berubah tetapi genotipenya tidak dapat berubah.

Peran reproduksi dalam dunia perikanan budidaya sangat vital karena merupakan pangkal dari semua proses produksi perikanan. Untuk syarat untuk mempelajari reproduksi ikan adalah kita harus mengerti cara membedakan ikan jantan dan ikan betina. Jenis Kelamin ikan bisa dibedakan berdasarkan ciri kelamin primer maupun ciri kelamin sekunder. Untuk itu diadakan praktikum yang menjelaskan perbedaan jenis kelamin melalui ciri kelamin primer dan sekunder terhadap berbagai jenis ikan. Ikan yang digunakan beraneka ragam karena ciri kelamin bersifat spesifik atau masing masing jenis memiliki ciri kelamin sendiri yang tidak sama dengan jenis ikan lain.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Dosen matakuliah Fisioreproduksi ikan,serta kawan-kawan seperjuangan dan  dosen-dosen atau staf pengajar lainnya dilingkungan Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

 

Penyusun

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………

 

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………….

1.2. Tujuan…………………………………………………………………………………………...

1.3. Metodologi………………………………………………………………………………………

1.4. Metode Kerja……………………………………………………………………………………

 

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………….

1.      Ikan Lele (Clarias batracus)……………………………………………………….

2.      Ikan Mas (Cyprinus carpio)………………………………………………………..

3.      Ikan Nila (Orechromis niloticus)…………………………………………………..

4.      Ikan Mas Koki (Carrasius auratus)………………………………………………...

5.      Ikan Guppy  (Poecilia reticulata)…………………………………………………..

6.      Ikan Cupang (Betta spelendens)…………………………………………………….

 

 

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………

            3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………...

3.2. Saran……………………………………………………………………………………….

 

 

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.Latar Belakang

Usaha budidaya terus meningkat dari waktu kewaktu dibandingkan dengan bebarapa dekade yang lalu sesungguhnya budidaya ikan di Indonesia telah mengalami kemajuan. Dahulu yang menjadi primadona adalah bandeng di air payau serta ikan mas dan nila di air tawar. Namun dengan berkembangnya teknologi lebih banyak jenis ikan yang dibudidayakan di Indonesia. Selain ikan konsumsi berbagai jenis ikan hias pun sudah dapat dibudidayakan.

Dalam dunia budidaya perikanan apapun komoditinya, pendalaman terhadap fisiologi dan reproduksi sangatlah penting.dengan memperlajari fisiologi dan reproduksi kita menjaga keberlanjutan usaha dengan penyediaan benih sebgai bahan baku usaha.

dengan mengenal ciri kelamin ikan maka kita akan bisa membedakan antara ikan jantan dan ikan betina. Ilmu ini merupakan dasar jika kita akan memeijahkan ikan untuk menghasilkan benih sebgai bahan baku usaha perikanan budidaya.

Kelamin ikan bisa dibedakan berdasarkan beberapa parameter seperti ciri :

Ciri Kelamin Primer adalah ciri yang berhubungan langsung dengan reproduksi.Organ yang berhubungan langsung dengan ciri ini adlaha gonat dan salurannya.Gonad pada betina adalah ovarium dan salurannya sedangkan pada jantan gonadnya disebut testis dan vas de fern.

Ciri kelamin sekunder adalah ciri yang tidak berhubungan langsung dengan reproduksi tetapi bisa digunakan untuk membedakan antara jantan dengan betina.Ciri sekunder sering dikelompokan sebagai ciri sekunder dimorfisme dan ciri sekunder dikromatisme.

Ciri sekunder dimorfisme adalah ciri sekunder berdasarkan morfologi seperti gerigi pada sirip, perbandingan ukuran tubuh, nonong dll.

Ciri sekunder dikromatisme adalah ciri sekunder yang berdasarkan pada corak atau warna ikan misalnya warna ikan jantan yang berwarna warni sedangkan ikan betinanya berwarna kusam.

Prektikum ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengenalkan cara membedakan jenis kelamin ikan Jantan dengan ikan betina melalui ciri primer dan ciri sekunder.

 

 

 

 

 

 

 

1.2. Tujuan

 

Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu agar paramahasiswa tau dan mampu membedakan jenis ikan yang berkelamin jantan dan jenis ikan yang berkelamin  betina baik dilihat secara primer maupun sekunder.

 

 

1.3. Metodologi

 

Praktikum dilakukan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012  mulai pukul 13.00 WIBs/d selesai bertempat di Laboratorium Hasil Perikanan ,Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Untuk membedakan jenis kelamin ikan pada praktikum ini tidak digunakan alat khusus tetapi dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada ikan preparat.

Ikan-ikan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain Adalah Ikan Lele, Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan Guppy, Ikan Mas Koki, dan Ikan Cupang.

 

1.4. Metode Kerja

Metode Pengamatan langsung dilakukan untuk membedakan Jenis Kelamin ikan melalui ciri Primer dan ciri sekundernya. Ciri primer adalah ciri yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi, contoh organ ini adalah gonad dan salurannya tetapi karena tidak mengadakan pembedahan ikan maka pengamatan hanya sebatas kepada saluran terluar ikan misalnya lubang urogenital. Ciri sekunder adalah ciri yang tidak berhubungan langsung dengan proses reproduksi seperti morfologi ikan, corak warna dan perilaku ikan.

Terknis pelaksanaannya yaitu praktikan diwajibkan membawa ikan yang sudah di tentukan masing-masing satu ekor, kemudian ikan tersebut diamati ciri kelamin primer dan sekunder yang membedakan jenis kelamin ikan. Pada praktikum ini semua praktikan melakukan pengamatan pada macam-macam ikan dan kemudian digambarkan perbedaannya antara ikan jantan dan ikan betina, macam-macam ikan yang jadi preparat pada kegiatan praktikum ini yaitu, ikan lele, ikan cupang, ikan mas, ikan Nila, ikan mas koki, dan ikan guppy.

 

 

 

 

 

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

1. Ikan Lele (Clarias batracus)

Gambar 1.Ikan Lele

morfologi dan sejarah ikan

Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.Lele dewasa bisa mencapai ukuran 4kg.

Gambar 2. Ikan Jantan

Ikan lele jantan lebih langsing dibanding ikan lelle betina. Ikan lele jantan memiliki 2 lubang di bawah perutnya

Gambar 3. Ikan Betina

Lele betina memiliki perut yang buncit.Memiliki 3 lubang dibawah perutnya.

 

2. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Gambar 4.Ikan

morfologi dan sejarah ikan

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

Gambar 5. Ikan Jantan

Ikan mas Jantan Memiliki 2 lubang dibawah perutnya

Gambar 6. Ikan Betina

Ikan Betina memiliki 3 lubang dibawah perutnya

3. Ikan Nila (Orechromis niloticus)

Gambar 7.Ikan Nila (Orechromis niloticus)

morfologi dan sejarah ikan

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969.

Gambar 8. Ikan Jantan

 

Gambar 9. Ikan Betina

 

4. Ikan mas Koki (Carrasius auratus)

Gambar 10.Ikan Mas Koki

Morfologi dan sejarah ikan

Ikan ini berasal dari Cina.Ikan ini sudah digunakan sebgai ikan hias sejak abat ke 7.Ikan ini bersifat omnivora. Varietas ikan mas koki berkembang menjadi sangat banyak persilangan berbagai warna dan bentuk badan. Maskoki dikelompokanmenjadi dua yaitu yag memiliki dua sirip ekor dan satu sirip ekor. Ikan bersirip ekor dua masih bisa dibagi lagi menjadi ikan yang memiliki sirip punggung atau yang tidak memiliki sirip punggung.

Gambar 11. Ikan Jantan

Sirip dada jantan memiliki gerigi gerigi seperti gambar diatas dan badan yang lebih langsing

Gambar 12. Ikan Betina

ikan betina meiliki sirip dada yang halus seperti gambar diatas dan badan yang lebih gemuk.

5. Ikan Guppy (Poecilia reticulata)

Gambar 13 .Ikan Guppy

morfologi dan sejarah ikan

Guppy berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brazil, dan Asia Tenggara.Betina Guppy memiliki warna yang pucat sedangkan Jantan Guppyberbentuk kecil dengan ekor yang berwarna indah dan ukuran jantan relatif kecil dibanding dengan betina.Panjang maksimal yang bisa dicapai guppy berkisar 6-7 cm. Guppy betina memiliki kantung yang berguna untuk menampung sperma.Termasuk ikan livebleeder (keturunan keluar dari induk dalam bentuk larva).

Gambar 14. Ikan Jantan

Guppy Jantan Memiliki sirip caudal yang lebar berwarna menarik seperti merah, kuning, hijau, dan lain – lain.Ukuran badan ikan yang lebih kecil.

Gambar 15. Ikan Betina

Ikan Guppy betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding ikan jantan.Warna ikan guppy betina kusam dan tidak menarik.

6. Ikan Cupang (Betta spelendens)

Gambar 16.Ikan Cupang

morfologi dan sejarah ikan

ikan ini berasal dari sumatra, jawa, singapura dan malaysia. Ikan ini bersifat karnivora dan bersifat sangat agresif terutama untuk yang jantan.Dipasaran ada dua jenis cupang yaitu cupang adu dan cupang hias.Cupang hias memiliki sirip yang panjang dan bersifat tenang sedangkan cupang adu memiliki sirip yang pendek dan sangat agresif.Cupang meilikiki berbagai jenis warna mulai dari biru tua, merah tua, albino, kehijauan dll.

Gambar 17. Ikan Jantan

Cupang jantan memiliki bentuk tubuh yang jauh lebih indah dibading betina.Cupang jantan memiliki warna tubuh yang lebih menarik, sirip yang lebih panjang dan tubuh yang lebih langsing.

Gambar 18. Ikan Betina

Cupang betina berwarna kusam, sirip yang pendek dan badan yang gemuk.

 

BAB III

PENUTUP

 

 

 

3.1. Kesimpulan

Jenis Kelamin pada ikan bisa dibedakan melalui ciri kelamin pimer maupun ciri kelamin sekunder.Ciri kelamin primer adalah ciri – ciri yang berhubungan langsung dengan reproduksi sedangkan ciri kelamin sekunder adalah ciri yang tidak berhubungan langsung dengan reproduksi.

Ciri ciri kelamin ini bersifat spesifik dalam arti pada setiap jenis ikan ciri – cirinya berbeda dan tidak bisa samakan.

Sifat seksual sekunder di bagi menjadi 2, yaitu:

1.Bersifat sementara, hanya muncul pada saat musim pemijahan saja.

2. Bersifat permanen, tanda ini tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan.

 

3.2. Saran

 

      Alangkah lebih baiknya jika sampel ikan yang dijadikan preparat dalam kegiatan praktikum ini sisanya yang masih hidup di simpan di ruangan Laboratorium budidaya agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan praktikum yang lainnya karena sangat disayangkan jika sisa ikan yang di jadikan preparat tersebut dibuang dengan sia-sia

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Sunyoto. P, dan Mustahal., Pembenihan Ikan Laut Ekonomis, Kerapu,Kakap, Baronang,

CLVII/605/1997. Penebar Swadaya, Jakarta.

 

Zairin Muhammad,Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan atu Betina,

            C XC/811/2002. Penebar Swadaya, Jakarta.

 

Lesmana, DS. Dermawan, Iwan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penerbar Swadaya : Jakarta.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOREPRODUKSI IKAN

PERBEDAAN JENIS KELAMIN IKAN JANTAN DAN BETINA


 

 

 

                                                               

 

 

 

 

Oleh:

Sumarna

4443091234

Kelas VI A

 

 

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2012